ANALISIS PRODUKSI DAN PEMASARAN USAHATANI BAWANG MERAH (Allium cepa l) STUDI KASUS DI DESA BANTI, KECAMATAN BARAKA, KABUPATEN ENREKANG

Harina Harina, Nuraeni Nuraeni, Muhammad Salim

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis produksi dan pendapatan usahatani bawang merah yang diperoleh petani di Desa Banti, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang. Mengidentifikasi lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran usahatani bawang merah di Desa Banti, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang. Menganalisis margin pada setiap lembaga pemasaran usahatani bawang merah di Desa Banti, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang dan menganalisis efisien saluran pemasaran pada usahatani bawang merah di Desa Banti, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang.
Penelitian dilakukan di Desa Banti, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, waktu pelaksanaan penelitian berlangsung dari bulan Maret 2018 sampai April 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani bawang merah di Desa Banti, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang dari hasil survei didapatkan 250 petani. Sampel dipilih dengan menggunakan metode acak sederhana dengan memilih 10% dari jumlah petani.Sehingga jumlah sampel yang terpilih adalah 25 responden. Selain petani sebagai responden juga ada lembaga pemasara yang ditentukan dengan cara purposive sebanyak 5 responden pedagang.
Analisis yang digunakan adalah analisis pendapatan, analisis biaya, analisis marjin pemasaran, dan analisis efisiensi pemasaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah produksi bawang merah (2 musim tanam) satu tahun sebanyak 11.201,13 kg, mendapatkan nilai produksi sebesar Rp. 199.699.019,64/tahun. Pada saluran I, pedagang pengumpul memperoleh rata-rata marjin sebesar Rp. 1.500/kg, pedagang besar memperoleh rata-rata marjin sebesar Rp. 2.000/kg, pedagang pengecer memperoleh rata-rata marjin sebesar Rp. 1.500/kg. Sedangkan pada saluran II yaitu pedagang pengecer memperoleh marjin sebesar Rp. 1.500/kg. Efisiensi pemasaran bawang merah rata-rata pada saluran I, pedagang pengumpul yaitu 95,52 %, pedagang besar yaitu 97,35 %, pedagang pengecer yaitu 96,10 %. Sedangkan pada saluran II yaitu pedagang pengecer yaitu 95,64 %. Seluruh saluran pemasaran, baik saluran I maupun saluran II, tidak efisien karena nilai efisiensi lebih besar dari 50 %.



DOI: https://doi.org/10.33096/wiratani.v2i2.36

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 WIRATANI

 ___________________________________________________________
Wiratani: Jurnal Ilmiah Agribisnis
ISSN 2614-5928
Published by Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muslim Indonesia

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0